REVOLUSI MENTAL VS KESEHATAN MENTAL

Trunee
    


 Tepat pada 18 Agustus 1945, Bangsa Indonesia menetapkan Ir. Soekarno dan Drs. H. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Terhitung Bangsa Indonesia telah memiliki tujuh Presiden dari awal Kemerdekaan hingga saat ini. Adapun julukan yang diberikan kepada setiap presiden yang pernah menjabat mulai dari Ir.Soekarno yang disebut sebagai Bapak Proklamator karena beliau telah memproklamasikan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Presiden yang kedua,
Bapak Soeharto yang dijuluki sebagai Bapak Pembangunan. Sebab setelah menjabat sebagai Presiden, pak harto dianggap berhasil menjalankan roda pemerintahan dengan baik. 
    Selanjutnya, Presiden ketiga Bapak BJ. Habibie yang mendapat julukan sebagai Bapak Teknologi, hal ini dikarenakan prestasi yang dimiliki oleh pak habibie di bidang kedigantaraan Indonesia. Untuk presiden ke empat yang dipegang oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dijuluki sebagai bapak Pluralisme. Selanjutnya Presiden kelima yaitu Megawati Soekarno Putri yang merupakan putri dari presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Kemudian diurutan keenam yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan yang terakhir adalah bapak Jokowi Dodo yang menempati urutan ke tujuh sebagai Presiden Republik Indonesia yang dijuluki sebagai Bapak Infrastruktur. Sebab dalam masa jabatannya, bapak jokowi mengutamakan pembangunan infraktruktur di seluruh wilayah Indonesia untuk menjadi Negara yang semakin berkembang dan maju.

   Selain sebagai bapak infrasruktur, bapak jokowi juga mendeklarasikan Revolusi Mental. Revolusi mental merupakan jargon yang diusungkan oleh presiden jokowi pada masa kampanye pemilu pilpres 2014. Bapak Jokowi menyebutkan tentang sebuah keharusan. Menurut dia, Revolusi mental berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa serta indonesia merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah dan bergotong royong. Pak jokowi juga menyebutkan bahwa karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat sejahtera. Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika, disebutkan bahwa revolusi mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala – nyala. 
   Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa Kesehatan mental di era globalisasi ini sangat perlu digalakkan kembali sebab kesehatan mental telah dianggap tidak penting terutama kesehatan mental para remaja yang dimana semua kalangan mengetahui bahwa Para remaja merupakan generasi penerus bangsa. Mereka
yang dianggap sebagai generasi penerus bangsa wajib didasari oleh mental yang sehat.

   Seseorang yang dianggap memiliki mental yang sehat dapat menggunakan seluruh potensi dirinya secara optimal dalam menghadapi tantangan hidup untuk kedepannya. Begitu pula sebaliknya, seseorang yang dianggap memiliki ngangguan kesehatan mental akan mengalami gangguan mood dan kontrol emosional yang pada akhirnya menyebabkan perilaku buruk bahkan sampai bunuh diri akibat depresi. Menurut data WHO (World health Organization) pada 2010, angka bunuh diri akibat depresi di Indonesia mencapai 1,6 sampai 1,8 per 100.000 jiwa. 
  Dari semua data dan pernyataan tersebut, Mengapa di era globalisasi ini, Kesehatan mental terutamanya bagi para remaja masih dianggap tidak penting ? Pada kenyataannya, di era globalisasi ini semua masyarakat mengutamakan kepentingan status sosial, kekayaan, ketenaran dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kemegahan dan kemewahan tanpa memperhatikan kesehatan secara psikis atau mental. Mereka berlomba – lomba ingin terlihat hidup penuh kebahagiaan, kemapanan dan kemewahan. Karena menurut mereka terutamanya para remaja hidup mapan adalah prioritas tanpa mempedulikan kesehatan mental. Sehingga secara tidak sadar mereka akan terus terfokus pada dunia materiil dan mulai terkikisnya kepedulian terhadap kesehatan mental. 
   Selain itu, Penyebab kesehatan mental terutamanya bagi para remaja yang dianggap tidak lagi penting adalah kurangnya perhatian khusus yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Semua orang tentu memahami bahwa pendidikan awal bagi seorang anak dimulai dari keluarga inti yang terdiri dari ibu dan ayah. Segala tindakan dan perilaku yang diberikan kepada anak akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhannya. Akan sangat rentan sekali untuk si anak apabila menerima perilaku yang tidak tepat dari orang tuanya. Contohnya saja, anak kecil yang selalu mendapat perlakuan kasar dan keras dari kedua orang tuanya akan tumbuh menjadi seseorang yang keras dan kasar kepada orang lain dan tentunya ketika dia beranjak ke tahap peremajaan, dia akan sangat rentan sekali mengalami gangguan kesehatan mental yang dikarenakan habbit yang kurang baik dari keluarganya. Kenyataannya hal ini bisa dicegah dengan memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa sangat perlu memerhatikan perilaku dan tindakan kepada anak sebab hal itu akan berpengaruh untuk kedepannya. Terutama kepada kesehatan mentalnya. 
    Terlebih di era globalisasi ini, akan banyak sekali pengaruh dari luar yang akan mempengaruhi kaum remaja, apabila kesehatan mental mereka dari awal tidak bagus maka akan dapat dipastikan segala jenis pengaruh yang mempengaruhinya akan masuk tanpa lampu merah. Berbeda dengan mereka yang memiliki kesehatan mental yang baik, secara kasat mata mereka mempunyai filterisasi untuk dirinya sendiri. 
    Sehingga apapun yang mempengaruhi mereka akan di fiter terlebih dahulu. Di sisi lain, tidak sepenuhnya semua kegagalan dalam mencapai kesehatan mental yang baik disebabkan oleh peran orang tua yang cenderung keliru. Akan tetapi, peran  kaum remaja juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya sendiri. Bagi mereka yang mempunyai pola pikir yang masih usang, dalam artian masih mementingkan dan memprioritaskn pendapat orang lain dibandingkan mempercayai kemampuan diri akan sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Berbeda halnya dengan mereka yang memiliki pola pikir kedepan dan selalu mengetahui dan menyadari bahwa kesehatan mental adalah hal yang wajib dimilki oleh setiap orang untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan. 
  Serta mereka yang paham tentang pentingnya kesehatan mental akan selalu siapmengahdapi perubahan terlebih di era globlisasi ini. Agar sejalan dengan pola pikir pemerintah yaitu menggalakkan revolusi mental dan kesehatan mental di era globalisasi terutamanya untuk kaum remaja, sangat
diperlukan tindakan nyata dari orang tua serta kaum remaja yang turut ikut serta dalam mengimplementasikan wacana tersebut. Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengganggap bahwa kesehatan mental adalah yang utama dan selalu menjadi prioritas. Hal pertama yang harus dilakukan adalah berusaha merubah pola pikir untuk memprioritaskan kesehatan mental dari pada kebahagian sesaat atau happiness temporary. 

  Yang dimangsud dengan happiness temporary adalah segala hal yang bisa membuat seseorang merasa bahagia karena telah melakukan sesuatu namun bersifat sementara, dalam artian setelah mendapat kebahagiaan tersebut maka selanjutnya mereka akan dilanda kesedihan yang mendalam. Mulailah secara perlahan untuk memperhatikan kesehatan mental terutama bagi kaum remaja. Selanjutnya, hal yang juga bisa dilakukan adalah meluangkan waktu untuk diri sendiri. Setelah sekian lama mengarungi kehidupan yang penuh dengan tekanan dari berbagai pihak, alangkah baiknya meluangkan waktu untuk diri sendiri, guna mengembalikan stamina dan menjaga kesehatan mental. Waktu yang digunakan untuk diri sendiri bermanfaat juga untuk meminimalisir stress ataupun depresi yang diakibatkan oleh pekerjaan, utamanya di era globalisasi ini yang sangat rentan terkena stress ataupun depresi. 
   Jadi bisa disimpulkan bahwa kesehatan mental yang dianggap tidak penting di era globalisasi memang benar adanya, namun hal ini telah mendapatkan penanganan khusus dari pemerintah. Baik itu pemerintah pusat ataupun pemerintahan daerah. Kesehatan mental yang mulai terkikis akan sejalan dengan revolusi mental yang diusungkan oleh bapak presiden jokowi. Menurut beliau hal yang menjadi dasar bangsa Indonesia maju adalah kualitas dan kesehatan mental yang dimilki oleh generasi penerus bangsanya.oleh sebab itu, di era globalisasi ini, untuk memperoleh generasi penerus bangsa yaitu para remaja, sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mental mereka. Yang sangat berperan dalam hal ini adalah orang tua, para remaja dan pemerintah. Apabila ketiga komponen tersebut telah mampu melaksanakan tugasnya dengan maksimal maka kesehatan mental para remaja bukanlah sebuah masalah melainkan sebuah penguat untuk komponen yang lainnya dan penguat untuk mencapai masa depan.

Posting Komentar

Terima kasih, saran anda akan selalu kami dengar!
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.