Memasuki era revolusi industri 4.0, seluruh kalangan masyarakat mau tidak mau dituntut untuk mampu menggunakan teknologi disegala aspek kehidupan. Berdasarkan informasi dari wikipedia bahwasannya industri 4.0 adalah nama tren otomatis dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan dan komputasi kognotif. Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Dengan kata lain bahwa revolusi Industri 4.0 adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang.
Perubahan ini tentu memberikan dampak ke aspek kehidupan sosial masyarakat. Tidak sedikit perubahan mulai terlihat di revolusi indutri 4.0 salah satu contohnya adalah penggunaan telepon genggam yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Telepon genggam itu sendiri memberikan pegaruh yang sangat signifikan terhadap pola pikir masyarakat.
Sebab saat ini penggunaan telepon genggam tidak hanya dimanfaatkan sebagai jalur komunikasi untuk mempermudah kegiatan masyarakat, namun sudah beralih ke penggunaan yang cenderung negatif, yaitu lebih seringnya masyarakat membanding-bandingkan dirinya sendiri dengan kondisi orang lain yang lebih mapan dari pada mereka melalui media sosial.
Sehingga terjadi sebuah fenomena, dimana setiap individu ingin terlihat memiliki status sosial yang lebih tinggi dari sebenarnya. Fenomena ini disebut sebagai Social Climber. Berdasarkan artikel dari Kompasiana, disebutkan bahwa social Climber merupakan istilah baru yang karena gaya hidup yang semakin beragam saat ini. Social Climber sendiri adalah seseorang yang berusaha untuk masuk pada kelas sosial tertentu (Lebih Tinggi) hanya untuk mendapat pengakuan akan status sosial yang lebih tinggi.
Adapun salah satu kisah nyata dari seorang sosial climber, yaitu pada selegram cantik bernama Lissette Calvairo asal Miami, Amerika Serikat. Wanita berusia 26 tahun ini memutuskan pindah dari miami ke New York pada 2013 dengan tujuan menjadi selegram. Namun, pendapatan selegram tidak cukup bagi Calvairo. Dia mengaku harus berhutang untuk bisa membeli berbagai barang mewah dan pada akhirnya ia terjebak hutang sebesar Rp.142 juta. Dia mengaku menjalani hidupnya penuh kebohongan demi sebuah popularitas.
Dari kisah nyata tersebut dapat dipastikan dampak yang terjadi sangat jauh dari ekspetasi kita sebagai masyarakat umum. Membicarakan terkait dampak dari sosial climber, dampak yang diakibatkan oleh social climber tergantung dari pelaku yang terlibat sebagai social climber. Apabila pelaku tersebut adalah seorang pejabat, maka secara tidak langsung akan mengarahkan ke kasus penyalahgunaan jabatan hingga ke kasus korupsi.
Sebab ia akan berangsur-angsur menunjukkan kepada masyarakat bahwa dirinya merupakan seseorang yang kaya bergelimpangan harta dan baginya miskin adalah aib kehidupan. Pola Pikir yang seperti itu, tentu menjadi masalah yang serius untuk
kesejahteraan masyarakat. Lalu, bagaimana peran generasi muda indonesia sebagai pewaris Negara Hukum Indonesia ?
Pada dasarnya generasi muda adalah ujung tombak dari setiap permasalahan di Lingkungan masyarakat. Sebab, generasi mudalah yang nantinya menentukan kemana arah dan tujuan negara ini. Peran generasi muda dalam meminimalisir permasalahan ini, khususnya Sosial Climber antara lain, memiliki pola pikir yang berbeda dalam menyikapi status sosial terhadap masyarakat umum. Seandainya saja, semua generasi muda indonesia paham dan sadar bahwa status sosial yang mereka miliki jauh lebih berharga dibandingkan status yang mereka buat-buat hanya untuk kesenangan sementara, maka tidaklah mungkin sosial climber akan bertahan di masyarakat dan lambat laun sosial climber terasa hambar dan perlahan menghilang di lingkungan masyarakat umum.
Sederhananya, perubahan pola pikir memang perlu proses dalam tahap penyesuaian terhadap apa yang ingin dicapai. apabila semuanya paham, bahwa melalui sebuah pola pikir, semuanya bisa diubah dan direncanakan secara sistematis dan sangat memungkinkan sekali bagi generasi muda indonesia, bahwa untuk meminimlisir sosial climber melalui perubahan pola pikir terhadap cara pandang status sosial.
Selain itu, peran generasi muda indonesia dalam menghadapi sosial climber juga bisa melalui sebuah tindakan nyata yang sederhana, mulai dari mensyukuri status sosial yang dimiliki saat ini, dibandingkan berusaha mencari pengakuan masyarkat terhadap status sosial yang bukan menjadi milik diri sendiri. Sebab, dari rasa syukur tersebut akan menimbulkan perasaan bahagia dan pemikiran yang positif untuk kedepannya. Sehingga
para generasi muda indonesia mampu memilki mental yang kuat dan open minded.
Dan yang terakhir, para generasi muda indonesia bisa berperan sebagai volunteer atau sukarelawan dalam menyuarakan pentingnya berhenti menjadi sosial climber. Menjadi sukarelawan akan memberikan wawasan lebih bagi masyarakat umum
dan memberikan kesadaran bagi mereka, bahwa menjadi sosial climber akan membuat mereka terjerumus terhadap dunia materiil dan tidak akan pernah mencapai kebahagiaan hidup.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa, sosial climber tesebut merupakan usaha seseorang untuk mendapat pengakuan dari masyarakat umum terkait status sosial yang bukan sebenarnya. kemudian, peran generasi muda indonesia dalam mengatasi social climber yaitu memulai dari hal yang paling sederhana contohnya mengubah pola pikir terhadap pandangan status sosial di masyarakat, selalui bisa mensyukui apa yang telah dimilikinya tanpa membandingkan dengan status sosial yang dimiliki oleh orang lain dan juga menjadi sukarelawaan. Melalui tindakan sederhana tersebut, secara perlahan sosial climber akan mereda dan hilang di masyarakat umum.
